Katapolos.com (Padang) – Tim kebanggaan “urang awak” Semen Padang Football Club (SPFC) sepertinya mengangkat bendera putih bersaing ke Liga 1. Hal itu terungkap usai manajemen menetapkan pelatih kepala yang baru Hendri Susilo pascamundurnya Weliansyah usai tim ini dikalahkan KS Tiga Naga di pertandingan terkahir putaran pertama Grup A Liga 2 2021.
Hal ini menyeruak usai pelatih kepala Semen Padang FC Hendri Susilo memberikan keterangan melalui rilis resmi pada Minggu (31/11) yang menyebutkan dirinya tak dibebani target oleh manajemen tim.
“Manajemen bilang, mereka tidak membani saya dengan target. Begitupun dengan saya, tentunya saya juga butuh waktu untuk memperbaiki tim ini,” begitu tertulis di website resmi tim Semen Padang FC.
Jika memang target bertahan di Liga 2 dicanangkan manajemen, muncul pertanyaan kenapa dilakukan pergantian pelatih meski dengan alibi coach Weliansyah mundur. Selain itu opsi kedua yang lebih masuk akal jika Weliansyah harus mundur ada asisten pelatih yang bisa menjadi carateker yang dapat memimpin tim menjalani lima pertandingan di putaran kedua.
Normalnya sebuah tim yang berpisah dengan pelatih kepala digantikan oleh asisten sebagai carateker hingga manajemen meyakinkan diri untuk merekrut pelatih kepala yang baru.
Semen Padang sebelumnya juga menerapkan hal tersebut, contohnya ketika Syafrianto Rusli berpisah dengan Semen Padang ada carateker Weliansyah yang memimpin beberapa pertandingan sebelum manajemen memilih Eduardo Almeida.
Begitu juga usai Nilmaizar mundur sebagai pelatih Semen Padang FC, ada Delfi Adri yang menjadi carateker tim serta sempat memimpin beberapa laga hingga manajemen menetapkan pelatih kepala baru.
Gerak cepat manajemen menggaet pelatih Hendri Susilo yang dipecat Persiraja Banda Aceh karena tampil buruk di Liga 1 ini juga menjadi pertanyaan bagi pecinta sepakbola Ranah Minang.
Meski pelatih ini berhasil membawa Persiraja Banda Aceh ke Liga 1 belum tentu akan menggaransi tim ini lolos ke babak delapan besar dan berjuang meraih satu tiket ke Liga 1.
Mungkin waktu yang dapat menjawab pertanyaan ini dan bagaimana kelanjutan tim yang pernah memiliki julukan Kerbau Merah ini.
Manajemen Semen Padang FC mengaku memberi kebebasan pelatih kepala Hendri Susilo untuk menentukan pemain yang akan direkrut “Kabau Sirah” dalam menghadapi putaran kedua Liga 2 2021
“Manejemen sejak awal memberikan kebebasan full kepada tim pelatih, untuk memilih 100 persen pemain sesuai dengan kebutuhannya dan dipastikan tidak ada intervensi dalam pemilihan pemain,” kata manajer Effendi Syahputra dalam rilis diwebsite resmi tim Semen Padang FC.
Hal ini agar nanti jelas pertanggung jawaban pelatih kepada klub karena itu ditegaskan kembali, tidak ada sedikitpun intervensi dalam pemilihan pemain dari manejemen dalam bentuk pemain titipan.
“Hal ini juga berlaku kepada coach Hendri Susilo yang di beri tanggung jawab full teknis tim,” kata dia.
Secara teori untuk kebutuhan pemain diputaran kedua, manajemen masih menunggu hasil laporan dari tim pelatih sampai menjelang bursa transfer ditutup.
Dalam melakukan penambahan atau pengurangan pemain, tentu manajemen menunggu report dari coach Hendri. Siapa – siapa pemain yg di butuhkan pasti manajemen akan gerak cepat untuk dinegosiasikan dan selama itu realistis, tentu dipastikan.
“Kita manejemen bertugas memastikan semua adminsitrasi kelancaran roda perusahaan klub SPFC berlangsung lancar. Dimana saat ini kita juga melakukan penguatan pondasi di bidang keuangan dan bisnis yang juga menjadi prioritas utama klub ini.” tutupnya.
Dalam hal ini manajemen yang bergerak sesuai laporan dari pelatih dengan catatan apabila kriteria itu realistis untuk diwujudkan.
Semen Padang FC sendiri akan memulai putaran kedua dengan menghadapi tuan rumah, PSPS Riau pada tanggal 3 November 2021 nanti. SPFC masih tertahan diposisi ke-5 klasemen dengan total lima poin. Dengan lima laga yang akan berlangsung diputaran kedua.
Apakah masih ada target lolos ke Liga 1 yang dicanangkan manajemen sejak awal Liga 2 atau hanya sekedar ilusi yang bertujuan menyenangkan hati suporter namun berbagai kendala menggerogoti tim ini dari dalam sehingga target itu bisa diubah di tengah jalan.
Sementara Legenda PSP Padang Joni Effendi mengungkapkan filosofi hidupnya yakni harapan setengah dari keberhasilan dan jika harapan itu patah maka jangan harap ada keberhasilan yang akan diraih.”Itu prinsip yang saya pegang sejak dulu dan bagaimanapun kondisi tim yang saya bela, harapan dalam diri saya terus berkobar layaknya api yang membara,”(04)